Renungan Harian Belajar Kerendahan Hati dari Kisah Ibu Yohanes dan Yakobus

ilustarsi tentang ibu dan anak

Artikel ini akan berisi renungan harian yang menceritakan kisah kerendahaan Hati  ibu Yohanes dan Yakobus dalam matius 20 : 20.

Dalam Renungan harian ini kan menajakan kita untuk mendapatakan sebuah nilai hidup dari sebuah kisah ibu Yohanes dan Yakobus tentang Kerendahan Hati mereka. 

Berikut renungan harian tentang kisah kerendahaan Hati  ibu Yohanes dan Yakobus dalam matius 20 : 20 yang sudah disiapkan oleh team masyarakat kristen. 


Permintaan yang Mengejutkan: Ibu yang Memohon Tempat Istimewa bagi Anaknya

Suatu hari, ibu dari Yohanes dan Yakobus (anak-anak Zebedeus) datang kepada Yesus. Dengan berlutut, ia memohon suatu permintaan khusus: “Berikanlah tempat terhormat bagi kedua anakku di Kerajaan-Mu—satu di sebelah kanan-Mu dan satu di sebelah kiri-Mu” (Matius 20:21).

Sekilas, permintaan ini terlihat berani bahkan cenderung “tidak pantas”. Bagaimana mungkin seorang ibu meminta keistimewaan untuk anaknya di hadapan Yesus? Apalagi, Yohanes dan Yakobus adalah murid yang dekat dengan-Nya (Matius 4:21-22). Tapi bukankah permintaan ini terlalu berlebihan?

Reaksi Murid-Murid Lain: Kecewa dan Tersinggung

Tak heran, murid-murid lain marah mendengar permintaan ini. Mereka telah bersama Yesus bertahun-tahun—belajar, melayani, dan melakukan hal-hal luar biasa. Tiba-tiba, dua saudara ini “dianggap lebih layak” mendapat posisi tertinggi? Mungkin kita juga bertanya: “Apa mereka pikir diri mereka istimewa?”

Tapi di balik permintaan yang tampak egois ini, Yesus justru memberikan pelajaran berharga tentang arti kepemimpinan sejati dalam Kerajaan Surga.


Pelajaran Yesus: Pemimpin Sejati Adalah Pelayan

Yesus tidak langsung menolak permintaan itu. Sebaliknya, Ia menggunakan momen ini untuk mengajarkan prinsip yang mendasar:

“Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka, hendaklah ia menjadi hambamu” (Matius 20:26-27).

Bagi Yesus, kehebatan sejati bukan tentang kekuasaan atau kedudukan, melainkan tentang kerendahan hati dan kesediaan melayani. Inilah yang membedakan pengikut Kristus dengan dunia:

  1. Bukan Mengejar Posisi, Tapi Memberi Diri
    Yesus mencontohkan diri-Nya sendiri sebagai “Yang Datang untuk Melayani” (Matius 20:28). Tugas kita adalah meneladani-Nya, bukan bersaing untuk dianggap lebih penting.

  2. Kerajaan Surga Berbeda dengan Dunia
    Di dunia, jabatan tinggi sering diidamkan. Tapi di mata Tuhan, yang terbesar adalah mereka yang rela menjadi “yang terakhir” demi kebaikan sesama.

  3. Fokus pada Misi Bersama, Bukan Keinginan Pribadi
    Permintaan ibu Yohanes dan Yakobus mengalihkan fokus dari misi Yesus. Kita diajak untuk berpusat pada pelayanan, bukan keuntungan diri.


Refleksi untuk Kita Hari Ini: Sudahkah Kita Melayani dengan Tulus?

Kisah ini mengajak kita introspeksi:

  • Apakah kita sering “memohon keistimewaan” dalam pelayanan?

  • Atau justru rela bekerja di belakang layar tanpa pujian?

Yesus mengingatkan: pelayanan sejati tidak mencari pamrih. Tujuannya adalah memuliakan Tuhan, bukan diri sendiri.


Doa Penutup:

Tuhan yang Mahabaik, ajarlah kami untuk rendah hati. Bantu kami melayani sesama tanpa mengharap imbalan. Teguhkan hati kami untuk mencari Kerajaan-Mu, bukan keinginan pribadi. Amin.

Tuhan yang Mahabaik, ajarlah kami untuk rendah hati. Bantu kami melayani sesama tanpa mengharap imbalan. Teguhkan hati kami untuk mencari Kerajaan-Mu, bukan keinginan pribadi. Amin.

Baca Juga

Maskris

5 Tahun sebagai penulis di media dan sekarang merambah Dunia media Rohani untuk menyebarkan Kabar baik

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Featured

Formulir Kontak