Dalam renungan harian kali ini , “hikmat” tidak sekadar pengetahuan intelektual, melainkan kemampuan untuk mengambil keputusan yang selaras dengan kebenaran firman Tuhan.
renungan harian kali ini mengajak kita untuk mengerti bahwa harapan yang sejati lahir ketika kita mengandalkan hikmat Ilahi, bukan pada asumsi atau prasangka manusiawi yang rapuh.
Misalnya, saat menghadapi ketidakpastian, banyak orang cenderung berspekulasi atau membuat asumsi tanpa dasar.
Sebagai renungan harian, mari evaluasi: Apakah keputusan kita hari ini didasari oleh asumsi yang samar atau hikmat yang memberi pengertian?.
Harapan dan Asumsi
Awal dari hikmat adalah: Dapatkan hikmat. Sekalipun itu mahal, usahakanlah pengertian.— Amsal 4:7
Saya bersyukur telah belajar pentingnya menjelaskan harapan dengan orang lain dan mengurangi asumsi yang sering menyebabkan kesalahpahaman.
Ini adalah proses yang berakar pada hikmat dan kebijaksanaan.
Amsal 4:7 mengingatkan kita bahwa hikmat dimulai dengan mencari pengertian dan kebijaksanaan.
Termasuk di dalamnya adalah aktif mencari kejelasan dalam interaksi dan komunikasi dengan orang lain.
Daripada menebak-nebak maksud atau hasil, kita perlu berusaha menjelaskan harapan sejak awal.
Terlalu cepat mengambil kesimpulan berdasarkan asumsi bisa merusak hubungan dan menimbulkan konflik yang tidak perlu.
Dengan meluangkan waktu untuk berkomunikasi secara terbuka, bertanya, dan mendengarkan dengan sungguh-sungguh, kita bisa saling memahami dan menciptakan kedamaian.
Yesus, contoh sempurna dari hikmat, menunjukkan pentingnya komunikasi yang jelas dalam pengajaran dan interaksi-Nya.
Ia mendengarkan dengan tekun, mengajukan pertanyaan yang mendalam, dan memberikan kejelasan bagi orang yang membutuhkan tuntunan.
Menerapkan kejelasan dalam harapan dan mengurangi asumsi membutuhkan kerendahan hati dan kesabaran.
Ini berarti kita harus melepaskan prasangka dan menghadapi situasi dengan pikiran dan hati yang terbuka.
Doa:
Bapa di Surga, ajarkan kami pentingnya kejelasan dan pengertian dalam setiap interaksi kami.
Bantu kami untuk berkomunikasi secara terbuka, mencari kejelasan dalam harapan, dan mengurangi asumsi.
Perkuat hubungan kami dan ciptakan harmoni melalui komunikasi yang bijak. Dalam nama Yesus, Amin.